Minggu, 21 Juli 2013

Another Story



JIKA INI MEMANG YANG TERBAIK
-Saat kebosanan melandamu, dan aku tetap mencintaimu-
-Girl’s POV-


            Jika kau memang jodohku, takkan jauh kau tinggalkan aku. Kaupun akan kembali padaku J.


            “hey, sayang, bagaimana menurutmu baju yang satu ini ? hmm, ??” gadis itu menunjukkan wajah antusiasnya saat menunjukkan baju yang ia kenakan pada sang kekasih. Tapi apa yang dibalas oleh sang kekasih ? wajah cuek dan sok sibuk yang ia tunjukkan pada sang gadis. ‘apa salahku, sayang ?? kenapa sikapmu semakin berubah padaku sayang ? apa kau mulai bosan padaku L semua pertanyaan itu selalu menggema setiap aku memikirkannya – kekasihku. Dia yang dulu sangat memperhatikanku, dia yang selalu membuatku tak pernah berpaling ketika melihatnya, dia yag selalu membuatku tertawa – tapi semua itu seakan musnah ketika kejadian beberapa minggu yang lalu menimpa hubunganku denganya.
            “apa sebaiknya kita pulang sayang ?” tanyaku padanya yang sedang asyik dengan gadget-nya. “sayaang, apa kau mendengarku ?” kudekati dia, mendengar langkahku mendekat dengan kisruh ia segera menutup gadget-nya dan berusah berprilaku normal dihadapanku.
“eeh, uhh.. apa sayang, apa kau sudah selesai ?” benar dugaanku selama ini, dia menyembunyikan sesuatu dariku. Oh Tuhan, jika ini memang terbaik untukku dan dia hamba ikhlas ya Allah. “iya sayang, aku sudah selesai. Sepertinya tak ada baju yang cukup pantas untukku. Ayo, sepertinya kau juga sudah bosan menungguku disini J” kusunggingkan senyum yang sangat jelas kupaksakan ini. Sepertinya, aku memang harus mengikhlaskan semua kebersamaan kita sayang.
            Next day….
Suasana indah sore ini semakin membuatku berat melepasnya, begitu damai dan asri. Tapi apa dayaku, ketika dia memang tak menginginkan aku lagi berada disampinya, apa kau harus berontak ? Atau aku yang semakin tersiksa dengan keadaan yang murka ini. Tuhan beriku kekuatan yang besar untuk mengutarakan ini semua.

Saat kau mengingikan aku pergi, tanpa kau minta – pun aku akan menjauh dari kehidupanmu, sayang J.

Seperti biasa – rutinitasku denganya saat sepulang kuliah – ketika kita mempunyai jadwal yang sama. Berada di tempat favorite kita berdua – tempat pertama kali ku melihatnya bersama dengan beberapa temanya yang juga sedang bersantai sepertiku. Seperti kemarin, dia tak pernah lepas dari gadget canggihnya itu. Dia diam tak berniat mengawali percakapan antara kita – canggung.
Baiklah sepertiya memang inilah saatnya, “ehemm, Randi…” belum selesai ku berucap – dia yang semula menekuri gadget – nya, saat kumengucapkan namanya ia langsung menoleh heran padaku – tatapan aneh lebih tepatnya.
“tak biasanya kau memanggilku dengan sebutan nama, ada yang salah dengamu sayang?” ucapnya lembut. Oh, Tuhan tolong jangan kau jatuhkan butiran ini, aku mohon beri aku kekuatan.
 “ada yang ingin kau bicarakan padamu, Ran” tegasku padanya, yang semakan membuat dia penasaran dan dengan tak sabaran ia memasukkan gadgetnya kedalam saku celananya dan mulai mengenggam tanganku lembut. Air mata ini dengan tak sabaran sudah meluncur tanpa control dariku dan membuat dia semakin mengeratkan tangannya.
“sepertinya hubungan kita tak bisa diteruskan lagi, Randi…”
Hening…, genggaman tanganya dikedua tanganku melemah. Dan, tangan itu sukses terlepas dari jemariku. Dia langsung tertunduk lesu, mengacak rambutnya yang mulai sedikit berantakan.
“tapi…, apa salahku sayang” tak kuasa lagi kumenahan semua ketika dia masih memanggilku dengan sebutan itu. “kau pasti tahu jawabannya Randi, aku tak mau terlalu egois yang ingin mengikatmu dengan hubungan ini, aku tak mau membebani hidupmu Randi, pilih jalan yang membuatmu bahagia Randi aku tak ingin mengekangmu “ kuseka air bening yang terus mengalir ini.  Jika kau memang jodohku, takkan jauh kau tinggalkan aku. Kaupun akan kembali padaku J.”
Kurengkuh wajah yang selama ini selalu kupandang, kutagkupkan kedua tanganku pada pipinya. Sungguh aku tak tega melihat mata sendunya itu, Tuhan llindungi orang yang sangat kucinta ini ya Allah. “aku tahu itu, tapi…” langsung kulepas tangan yang semula dipipinya dan mulai membereskan barangku dan berniat pergi, aku pun langsung berdiri – tapi tanganya langsung menahan tanganku dan berikutnya kurasakan pelukan yang selama ini membuatku nyaman.
“JIKA INI MEMANG YANG TERBAIK” itulah kata terakhir yang kudengar darinya sebelum kita resmi berpisah. Aku percaya jika Allah tidak tidur, Ia kan menyatukan cinta sejati walaupun terpisah oleh waktu yang tak bisa dibilang lama.