“Aku menerima
semua, karena tanpa dirinya aku tak merasa benar.”
BOY'S POV
“hei....” dia menarik pipiku dengan
tawa khasnya –kebiasaan yang susah sekali dia hilangkan, saat aku tak
mendengarkan atau memperhatikan pembicaraanya. Bukannya marah, dia malah
menarik pipiku dan menertawakan wajah semrawutku. Dia gadis yang sangat
pengertian dan sabar, tapi juga tak hilang dasar sebuah hubungan –rasa cemburu.
Dia akan mulai diam dan memproteskan kecemburuannya esoknya. “....kenapa kau
tak mendengarku haa, Mr. Hamish?”. Saat ini kami berada disebuah cafe dua
lantai yang memperlihatkan suasana malam kota, duduk disalah satu sofa yang
mengahadap langsung pada wajah malam kota kami. Dia yang duduk disampingku
masih saja menarik –narik kedua pipiku.
“Ranti, apa yang sedang kau lakukan hah?”.Ranti –pacarku saat aku duduk
di bangku SMA. Aku melihatnya sedang jalan berdua dengan si gadis yang
bergelayutan manja pada si pria. “Hah, bagus sekali. Ternyata selama ini benar
apa kata teman –teman... Aku berusaha untuk tidak mempercayai mereka, tapi
setelah aku melihatnya sendiri... aku baru sadar kau telah membuang 2 tahun
waktuku, Ranti Aulia.” Ranti dengan wajah pucatnya memohon dan mulai menjelaskan
bahwa yang dia lihat ini, tidak seperti yang ada dipikiranku. Aku coba untuk
memberi dia kesempatan untuk menjelaskan, tapi kurasa semua yang dia lontarkan
terasa lelucon bagiku. Pria yang saat ini sedang melihat Ranti menjelaskan
alasan gilanya –hanya berdiri santai dengan senyuman miring diwajahnya. Serasa
makain konyol saja semua ini. Tiba –tiba, pria itu mengatakan bahwa, mereka
telah berhubungan sejak 3 tahun yang lalu dan dia juga telah mengetahui bahwa
aku ada. Dia memakluminya. Dasar pria gilaaaa. Dan mulai saat itu, aku
menganggap aku tak pernah menjalin apapun dengan gadis yang bernama Ranti
Aulia.
“hanya tak menyangka aku akan
menjadi suami dari gadis konyol, tak jelas, gila dan jelek ini...” ucapku lalu
memandang ke arah Farisha yang hanya tertawa terpingkal –pingkal. “karena Tino
Ahyar Hamish mencintai, menyayangi dan menerima gadis yang konyol, tak jelas,
gila dan jelek bernama Farisha Anissa Gunawan ini” aku tertawa keras mendengar
jawabannya. Ya benar, aku memang mencintai segala dari setiap jegkal dirinya. Mulai dari
kekurangan, kelebihan dan kegilaanya. Aku menerima semua, karena tanpa dirinya
aku tak merasa benar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar