Jumat, 04 Oktober 2013

Taylor Swift ' 22 '

you all will see amazing lyric from one of my fav. singer ... yeahh!! she's Taylor Alison Swift ..
let's check it out, guys ;)



It feels like a perfect night to dress up like hipsters
And make fun of our exes, ah ah, ah ah.
It feels like a perfect night for breakfast at midnight
To fall in love with strangers, ah ah, ah ah.

Yeah,
We're happy free confused and lonely at the same time
It's miserable and magical, oh, yeah
Tonight's the night when we forget about the deadlines
It's time

Oh oh!
I don't know about you
But I'm feeling 22
Everything will be alright
If you keep me next to you
You don't know about me
But I'll bet you want to
Everything will be alright
If we just keep dancing like we're
22
22

It seems like one of those nights,
This place is too crowded.
Too many cool kids, ah ah, ah ah
(who's Taylor Swift anyway, ew?)
It seems like one of those nights,
We ditch the whole scene and end up dreaming
Instead of sleeping.

Yeah,
We're happy free confused and lonely in the best way
It's miserable and magical, oh, yeah
Tonight's the night when we forget about the heartbreaks
It's time

Oh oh!
I don't know about you
But I'm feeling 22
Everything will be alright
If you keep me next to you
You don't know about me
But I'll bet you want to
Everything will be alright (alright)
If we just keep dancing like we're
22
22
I don't know about you
22
22

It feels like one of those nights,
We ditch the whole scene.
It feels like one of those nights
,We won't be sleeping.
It feels like one of those nights,
You look like bad news,
I gotta have you,I gotta have you.

I don't know about you
But I'm feeling 22
Everything will be alright
If you keep me next to you
You don't know about me (you don't know about me)
But I'll bet you want to
Everything will be alright
If we just keep dancing like we're
22
22
22, yeah, yeah 22, yeah, yeah

It feels like one of those nights,
We ditch the whole scene
It feels like one of those nights,
We won't be sleeping
It feels like one of those nights,
You look like bad news

,I gotta have you,I gotta have you.

Another Story


‘One Love

“haha,.. apa kau melihat ekspresi  orang tadi saat melihat Frida?” gadis berambut brunette itu terus mengoceh dengan keiga temannya tanpa memperhatikan  tempat yang ia lewati, dan tiba –tiba ‘Brugg’ gadis berambut brunette itu menabrak sekumpulan anak laki-laki yang sedang berlawanan arah.
“eh, maaf” kata gadis itu sambil sedikit membungkkukan badannya. Saat gadis itu berniat melangkahkan kakinya bersma ketiga sahabatnya salah seorang dari gerombolan anak adam meneriakkan namanya.
“Riri….? Itu kamu kan ?” laki-laki berkemeja Denim itu memanggil namanya. Gadis yang diketahui bernama ‘Riri’ itu menolehkan kepalanya.
“iyaaa, astagfirullah… Riski ? kamu benar Riski kan?” Riri pun berjalan mendekati laki-laki yang meneriakkan namanya itu, setelah meminta izin pada ketiga temannya tentunya.
“haha, kamu beda banget hamper aja aku gak ngenalin kamu “ celoteh Riski sambil berjabat tangan dengan Riri.
“haha, kamu bisa aja. Aku masih sama seperti 6 tahun yang lalu J. Oh iya kamu ngapain kesini?”
“biasa mau cari tempat ngobrol aja, kamu sendiri ?” jawab Riski dengan menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
“hey, kenalin dong masak kita suruh nunggu aja disini, lumutan ini woy!!” teriak teman Riski yang berdiri tak jauh dari tempat Riski berdiri.
“hah, loe tuh gak bias banget kalo liat cewek dikit aja, oh iya Ri kenalin Aldo….” Kata Riski sambil menunjuk satu per satu temannya. Riri –pun hanya melambaikan tangan sambil memasang senyum menawannya pada teman Riski tersebut.
“oh iyaa, kenalin juga teman-temanku juga –guys!” teriak gadis itu sambil mengankat sedikit tangannya.
 “maaf ya sedikit lama, hehe” kata Riri dengan cengiran khasnya tak lupa menghiasi waja khas Indonesia –nya .
“iyaa, gak apa –apa kok “ jawab Ninda bijak.
“oh iya kenalin ini Riski, temen SMP dulu “ Riski –pun memperkenalkan dirinya pada teman Riri sambil menjabat tangan mereka satu per satu.
“hmm, Ri jadi gak kita cari makan. Udah bentrok banget ini perut” celetuk Dewi dan disetujui oleh Frida dan Ninda. Merasa bersalah karena sudah  cukup lama meninggalkan ketiga temannya, Riri –pun langsung berniat berpamitan dengan Riski.
“iyaa, deh tenang aja nanti aku yang bayar :D …” celetuk Riri yang sudah disambut gembira oleh ketiga temannya.
“beneran !!” sahut Frida dan Dewi semangat. “ –tapi uangnya kumpulin dulu baru aku bayarin :D , hahaha” tawa Riri –pun pecah dan disambut sahutan kecewa oleh ketiga temannya.
“yaah, anak satu ini. Minta diapaain coba! “ tambah Dewi dengan nada yang sedikit dibuat marah.
“ya, udah Ris aku duluan ya. Salam buat teman –temanmu J “ pamit Riri dan berniat pergi saat salah satu teman Riski menyahut.
“yaah, Ri masak udah mau pergi aja sih ! gabung kita aja gimana?” sahut Nino pada  gerombolan Riri.
“lagian juga kita juga belum kenalan nih sama ketiga temen kamu, masak cuma Riski aja yang dikenalin, kita enggak nih ? “ tambah seorang lagi dri teman Riski yang Riri ketahui bernama Reza.
“eh, … aku sih tinggal gimana mereka aja” jawab Riri sambil melihat ketiga temannya dengn tatapan Gimana-Menurut-Kalian yang dijawab tatapan tidak setuju oleh Dewi.
“iyaa gabung sama kita aja gak apa –apa kok J” tambah Riski meyakinkan.
“sepertinya kapan –kapan aja deh yaa, makasih tawarannya kita duluan yaa J” jawab Dewi sambil berlalu pergi.
“duluan yaa!!” teriak Riri pada Riski dan teman –temannya. Setelah mengucapkan salam perpisahan pada Riski. Keempat anak Adam dan Hawa itu pun pergi meninggalkan area taman yang menghubungkan area para pedagang makanan pinggir jalan itu –mereka  adalah Riri, Ninda, Dewi  dan Frida –tapi  tak terlalu jauh mereka melangkah sebuah suara yang baru saja dengar Riri kembali berengung dan  menghentikan langkah Riri.
“eh tunggu Ri!!” teriak Riski smbil mengejar Riri yang tk terlalu jauh itu. Dengan raut muka yang canggung itu sangat tergambar jelas di wajah campuran Belanda –Arab tersebut.
 “hmmm… boleh minta nomer kamu ?” kata Riski canggung, dari arah tempat teman Riski berdiri sudah terdengar celoteh mengejek dan itu semakain membuat wajah manisnya semakin memerah karena teriakan para ‘pengganggu’ itu.
“iyaa, boleh kok ini…” jawab Riri yang berada tepat menghadap Riski membuat jantung Riski berdetak lebih kencang dari biasanya –rasa ini bukan kali pertama Riski rasakan ketika ia dekat dengan gadis yang tepat berada didepannya ini. Rasa berbebeda yang tak ia rasaka pada gadis lain selain gadis dihadapnnya ini.
Setelah kejadian di taman beberapa waktu lalu Riski dan Riri semakin dekat, setiap hari mereka bertukar kabar dan bercerita lewat pesan singkat. Canda yang selalu Riski tawarkan setiap ia bersenda saat ditelfon ataupun ketika mereka bertemu untuk sekedar mencari udara segar.
Suatu sore yang indah saat matahari sudah bersiap  untuk kembali beristirahat, sepasang anak manusia itu sedang bercanda tentang sesuatu yang menurut mereka sangat sepele dan tidak penting untuk dibahas tapi dapat membuat tawa mereka membahana –seakan taman itu memang diciptakan untuk mereka berdua.
Dan tiba –tiba tangan Riski yang bebas menggenggam tangan Riri yang berada tak jauh dari jangkauan Riski. ‘Gerakan’ tiba –tiba yang Riski ciptakan itu membuat Riri seketika menegang dan langssung  menghentikn tawanya yang semula sangat terlihat rona kebahagiaan diantara mereka.
“aku mau ngomong sama kamu, Ri –dan kamu harus jawab jujur tentang ‘ini’…” celoteh Riski yang menggenggam kedua tangan Riri –membuat ’mereka’ menjadi satu genggaman yang sanagat pas untuk Riski genggam.
“ngomong aja sih –santai aja ha..ha..ha..” jawab Riri ddengan nada yang ia buat sesantai mungkin tapi yang Riri ddengar malah seperti ikan yang kekurangan air –menggelikan –batin Riri.
“jangan kamu jadiin bercandaan atau apapun yang selalu kamu lakukan kalau akau mau bicara serius sama kamu, oke?”
“hmmm, oke….” Jawab Riri semaakin gugup.
“kamu ingat waktu kamu lupa kunci kamu –yang tertinggal diparkiran ?” ujar Riski dan bergeser menghadap langsung ke Riri –menatap manic mata coklat tua gadis berambut brunette itu.
“iyaa, tentu ak.. aku gak bakalan…. Lupa –sama kejadian itu” jawab gadis yang memakai dress peach selutut itu –sangat anggun dengan paduan blazer  coklat muda dan rambut yang ia gerai disertai hiasan pita rambut yang semakin membuat ia terlihat sangat manis sekarang.
“kau tahu, itu pertama kali aku jatuh cinta padamu, dengan segala ke misteriusan yang kau miliki da– “ belum selesai Riski menjelaskan Riri sudah menyahut tak terima.
“misterius ?? berarti aku terlihat aneh dimatamu? Beg– “ tiba –tiba jari telujuk Riski tepat di depan bibir Riri sekarang seakan menghentikan Riri untuk bicara lebih jauh lagi.
“sssttt, bisakah kau ijinkaan aku menyelesaikan semua kalimatkku dulu, huh?” jawab Riski sangat lembut –membuat Riri yang duduk dihadapan Riski sulit untuk sekedar menarik nafas saja.
Dengan anggukan samar Riri menjawab, “hhmm, sampai mana aku tadi sampai lupa, haha..” lanjut Riski membuat Riri jengkel dan menggelembungkan pipi dan meniup poninya.
“haha, bailkah aku bercanda –kau tak pernah tahu akan pesona yang kau miliki, segala kesederhanaan dan kebaikan hatimu yang tak bias membuat hati ini berpaling pada gadis lain, walaupun dengan diam saja aku bias mendapatkan ‘itu’ “
“mulai sombong tuan Muda? “ ejek Riri “ –ish …”
“haha, aku  tak akan berlama –lama lagi, Riri sejak hari ‘itu’ aku telah bersumpah dengan diriku sendiri bahwa tak aka nada gadis lain yang dapat menempati singgasana hatiku –hatiku hanya untukmu. Jadi maukah kau menjadi calon ibu dari anak –anakku kelak ?”  
Tak terasa mata Riri telah penuh dengan cairan bening yang telah memburamkan penglihatannya. “apa kau yakin dengan keputusanmu ini –maksudku kita masih kuliah dan aku harus membahagiakan orang tuaku, Riski “ dan sejalan dengan kalimat yang mengalir dari mulut Riri –air mata itu tumpah dengan sendirinya.
“kau menangis, hmm…?” dan Riskin pun menghapus air yang perti anak sungai itu dengan ibu jarinya. “kita hadapi bersama –kita raih kebahagiaan itu bersama J 
“kau bersungguh –sungguh ?” sahut Riri menyakinkan –meyakinkan dirinya sendiri lebih ttepatnya, ternya sekian lama ia menunggu, sekian lama ia pendam rasa ‘itu’ untuk laki –laki yang duduk dihadapannya ini, sekarang semua doa yang ia lontarkan pada Sang Pencipta telah terjawab sudah. Ternyata cintanya tak bertepuk sebelah tangan seperti kisah –kisah yang ia baca di novel ataupun cerita temaan –temnnya. Tuhan hanya menujukkan semua itu pada waktu yang tepat –dan ia sangat bersyukur atas semua kejadian yang baru ia alami sekarang. ‘terima kasih ya Tuhan’ –batin Riri
“apa kau ragu setelah sekian tahun kita berpisah dan tak sengaja dipertemukan di taman ini? Apa kurang waktu yang Tuhan  berikan untukmu berpikir ? dan apa–…”
“baiklah aku terima…” tanpa menunggu apa lagi yang Riri ocehkan Riski langsung menangkup tubuh Riri dengan sekali tarikan. Dan itu membuat efek yang sangat berlebih bagi tubuh Riri –seakan pasokan udara menipis, tubuhnya –pun langsung kaku mendapat perlakuan itu dari Riski.
“terima kasih, terima kasih, sayang…..” lontar Riski dan mempererat pelukannya pada Riri –dan yang membuat Riski makin senang Riri membalas pelukannya, walaupun Risk sangat merasakan bahwa keraguan di benak Riri masih terlihat dari gerakan yang ciptakan untuk membalas pelukan Riski.
“love…you…so…much…, honey “ lanjut Riski dan membenamkan penciumannya pada rambut lembut Riri.
“ I do…” jawab Riri –dan matahari yang mulai tenggelam itu menjadi saksi kesucian cinta mereka, langit yang mulai menjadi jingga menghujam kulit dia anak manusia yang telah menemukan pasangan hidupnya itu, pohon , angin yang semilir, dan bunga –bunga indah berwarna itu juga menjadi saksi bisu cinta sejati dua cucu adam tersebut, suasana yang sangat mendukung terjadinya itu semakin membuat dua sejoli itu larut akan keadaan. Dan kisah mereka dimulai sekarang –hidup sebagai sepasang kekasih J yang –mungkin – maut saja yang akan memisahkan mereka.


Kamis, 03 Oktober 2013

Kata Norak dari orang yang Dulu .... ^^

Massage 1.
Aku yakin dimana CINTA itu pergi,
Cinta ITU akan kembali dimana ia tumbuh

Massage 2.
Di dalam malam yang kelam ini,
Tiada satu cahaya pun,
Biarlah diriku hidup tanpa kehangatan kasih sayang,
Tertutuplah sudah hatiku ini,
Yang bergelora didalam jiwaku,
Air mata pembalut lukaku,
Biarlah berlalu pergi KAU dari hatiku ini,
Bergelombng air di lautan,
Kucoba hidup sendiri tanpa cinta lagi

Massage 3.
Oh rembulan,
Temanilah diriku yang sedang kesepian malam ini
Tak terasa air mata berlinang
Kau tanamkan luka paling dalam dihatiku
Dirimu kini dimiliki orang
Tiada lagi harapan
Yang tertinggal hanyalah kenangan
Kekasih yang aku sayang
KINI DIMILIKI ORANG

Massage 4.
Ketika Cinta tak singgah dihati
Sungguh kumeratapi dalam sepi
Apakah ini suatu pertanda
Salahkah diriku mempertanyakan keberadaan cinta

Massage 5.
Mengapa kita harus berpisah??
Mengapa semua harus terjadi
Sedih rasanya hati ini
Diri ini terluka,
Jiwa ragapun telah terluka
Mengahrap kasih yang tak kunjung tiba
Kala siang ku TERKENANG
Kala malam ku TERABAYANG-bayang

Massage 6.
Goresan hidup telah tersurat,
Walaupun kucoba untuk merubahnya
Segala yang kuhadapai tak menjadi arti
Mahligai CINTA terbakar jua
Dan yang suci pun bisa dikotori
Hidup bagaikan ditikam duri kasih yang TIADA ARTI